-->
Home → Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial

Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial

Thursday 24 April 2014
Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial -Baiklah pada kesempatan kali ini, admin akan berbagi informasi mengeni Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial.
Secara rinci, faktor-faktor yang menjadi determinan stratifikasi sosial memang relatif beragam, yakni: dimensi usia, jenis kelamin, kelompok etnis/ ras, dan sebagainya. Berbagai dimensi ini memiliki kadar pengaruh sendiri-sendiri dalam pembentukan stratifikasi sosial.
Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial

Determinan stratifikasi sosial

Di dalam dunia kemiliteran, kita biasanya dengan mudah dan cepat membedakan strata anggotanya berdasarkan jenjang kepangkatan yang telah terstruktur dengan jelas. Tetapi, apakah kita juga dengan mudah bisa membedakan strata seseorang di dalam masyarakat yang begitu heterogen?

Seorang direktur sebuah perusahaan swasta yang terkenal, misalnya, apakah kedudukan lebih tinggi dari seorang rektor sebuah universitas atau perguruan tinggi negeri atau swasta? Seorang artis, apakah lantaran mereka lebih populer kemudian dikatakan kedudukannya lebih tinggi dari dosen, wartawan, atau pengusaha yang sukses? Ukuran atau kriteria apakah yang kita gunakan untuk membedakan seseorang termasuk ke dalam suatu lapisan sosial tertentu?

Secara rinci, faktor-faktor yang menjadi determinan stratifikasi sosial memang relatif beragam, yakni dimensi usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis atau ras, pendidikan formal, pekerjaan, kekuasaan, status, tempat tinggal, dan dimensi ekonomi. Berbagai dimensi ini, signifikansi dan kadar pengaruhnya dalam pembentukan stratifikasi sosial sudah tentu tidak sama kuat dan berbeda-beda tergantung pada tahap perkembangan masyarakat dan konteks sosial yang berlaku. Pada masyarakat di zaman dahulu, jenis kelamin, usia, serta penguasaan agama, mungkin sangat dominan sebagai faktor yang mendasari pemilahan anggota sukubangsa tertentu. Dalam cerita seputar kerajaan, laki-laki pada umumnya dipandang lebih tinggi derajatnya daripada perempuan, sehingga mereka dinilai lebih layak menyandang gelar sebagai putra mahkota.

Dalam masyarakat yang makin modern, perbedaan strata yang terbentuk dan berkembang di masyarakat umumnya tidak lagi atas dasar hal-hal yang bersifat kodrati, seperti perbedaan jenis kelamin atau usia, tetapi diterminan stratifikasi sosial menjadi semakin kompleks dan tidak lagi bersifat given (askriptif), melainkan lebib berdasarkan prestasi (achieved).

Secara umum, determinan yang menurut para ahli banyak berpengaruh dalam pembentukan stratifikasi sosial di masyarakat yang semakin modern adalah: dimensi ekonomi (kelas-kelas sosial),  dimensi sosial (status sosial), dan dimensi politik (penguasa dan yang dikuasai/pemimpin dan pengikut). Hal ini sesuai dengan klasifikasi Jeffris dan Ransford (1980), di dalam masyarakat pada dasarnya dapat dibedakan tiga macam stratifikasi sosial, yaitu:

1. Hirarkhi kelas, yang didasarkan pada penguasaan atas barang dan jasa;
2.Hirarkhi kekuasasan, yang didadasarkan pada kekuasaan, dan
3.Hirarkhi status, yang didasarkan pada pembagian kehormatan dan status sosial. Ref [agsasman3yk.wordpress.com]

Menurut Jeffris dan Ransford, di dalam masyarakat pada dasarnya bisa dibedakan menjadi 3 macam stratifikasi sosial:

1. Hierarki kelas, yang dasarnya pada penguasaan atas barang dan jasa.
2. Hierarki kekuasaan, yang didasarkan pada kekuasaan.
3. Hierarkis status, yang didasarkan atas pembagian kehormatan dan status sosial
6. Pengertian Konflik Status dan Role Distance.

Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pasti memiliki kedudukan yang lebih dari satu, akan tetapi dengan adanya berbagai kedudukan yang dimiliki seseorang tidak jarang terjadi berbagai pertentangan ataupun konflik antara kedudukan yang satu dengan yang lainnya, dalam sosiologi inilah yang dinamakan dengan Konflik Status.

Seiring dengan konflik antar kedudukan, maka ada juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antara individu dengan perannya, hal ini dinamakan dengan (role distance). Role distance terjadi karena seseorang merasa tertekan dengan peran yang dimilikinya, karena dirinya merasa peran yang dimiliki tersebut tidak dapat melaksanakan perannya dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.
Analisis

Stratifikasi Sosial baik yang terbuka maupun tertutup mempunyai dampak terhadap norma yang akan berlaku di masyarakat baik dampak positiv maupun dampak negativ. Dampak positif dari stratifikasi soisal adalah dalam pelaksanakan tugas/peranan sosial kita yang telah diberikan dengan baik. Sebab dengan adanya pembagian tugas (peranan) tersebut suatu pekerjaan/tugas yang kompleks yang kiranya tidak akan mampu dikerjakan sendiri akan berhasil dengan baik karena dikerjakan oleh masing-masing individu sebagai ahlinya. Adapun dampak negativnya adalah dimungkinkannya adanya kesenjangan norma karena adanya stratifikasi sosial atau pengklasifikasian tingkatan sosial dalam masyarakat sehingga menimbulkan perlakuan berbeda bagi setiap klasifikasi dalam masyarakat. Apalagi dalam stratifikasi sosial tertutup lebih dimungkinkan adanya kesewenang-wenangan dari masyarakat yang digolongkan kelas atas terhadap masyarakat yang digolongkan kelas bawah.

Stratifikasi sosial juga akan dapat mempelopori terjadinya rasisme dalam suatu masyarakat yang menyebabkan adanya pandangan negativ terhadap ras yang berbeda dengannya, karena terjadi rasisme maka dikhawatirkan adanya konflik terjadi antar ras karena adanya pandangan ingin menjadi ras terbaik dalam kelompok masyarakat itu.

Setiap suatu hal apapun akan mempunyai manfaat dan madarat tertentu tergantung kita memandang dari sisi mana, namun jika diterapkan dengan benar tidak akan ada sesuatu yang tidak bermanfaat dan senantiasa menjaga agar tidak atau mengurangi resiko terjadinya dampak negativ dari sesuatu itu. Solusi yang ditawarkan dari stratifikasi sosial adalah dengan memandang atau kita mengambil sisi positiv dari stratifikasi sosial ini sehingga akan menjadikan hubungan sosial yang sehat yang akan menghadirkan keharmonisan dan tenggang rasa antara kelompok masyarakat demi mewujudka kesejahteraan bersama. Karena esensinya manusia adalah mahluk sosial dalam artian manusia akan selalu berhubungan dengan orang lain karena setiap manusia pasti akan mempunyai kepentingan yang berbeda namun akan saling melengkapi dari perbedaan itu dan mewujudkan kepentingannya masing-masing.

Demikianlah artikel tentang Faktor Determinan Stratifikasi dan Ketidaksamaan Sosial semoga saja bermanfaat untuk kita semua guna mengetahui secara pasti faktor apa saja yang mempengaruhi determinan stratifikasi dan ketidak samaan dalam kehidupan sosial. Terima kasih telah meyimak. Jangan lupa baca juga : 
Tag »