-->
Home , → Masalah Sosial: Kemiskinan di Indonesia

Masalah Sosial: Kemiskinan di Indonesia

Thursday, 24 April 2014
Media Pendidikan - Pada kesempatan yang berbahagia ini, admin memutuskan untuk mengangkat tema pembahasan mengenai masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Adapun masalah yang dimaksud adalah Kemiskinan di Indonesia. Semoga bisa memberi manfaat untuk kita semua.

Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

 Masalah Sosial: Kemiskinan di Indonesia


Kemiskinan merupakan suatu masalah bagi Negara-negara di seluruh dunia, kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi bagi Negara berkembang dan Negara maju seperti Inggris dan Amerika. Di Inggris kemiskinan terjadi sekitar tahun 1700 pada masa kebangkitan revousi di Eropa. Amerika Serikat sendiri mengalami kemiskinan pada tahun 1930-an, saat itu ekonomi mereka mengalami depresi dan resesi ekonomi yang hebat namun setelah tiga puluh tahun kemudian mereka tercatat  menjadi Negara Adidaya dan terkaya di dunia.  

Kemiskinan di Pusat Perkotaan

Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara spesifik kemiskinan di Indonesia. Terdapat dua kondisi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunanaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan terjadi karena imbas dari para birokrat kurang kompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari masalah kemiskinan tersebut.


Kemiskinan sendiri adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.             

Tingkat kemiskinan pada tahun ini diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan target pemerintah yakni sebesar 10,5 persen. Salah satu penyebabnya adalah shock akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di pekan ketiga Juni 2013. 

"Nanti September BPS akan merilis survei.  Berapa jumlahnya, saya kurang tahu persis. Mungkin ada tambahan satu sampai dua persen (jumlah penduduk miskin)," ujar Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta, Ahad (18/8). 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin per Maret 2013 mencapai 28,07 juta atau 11,37 persen dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami penurunan 0,52 juta dibandingkan dengan penduduk miskin per September 2012 sebesar 28,59 juta (11,66) persen. 

Beberapa faktor penyebab turunnya angka kemiskinan antara lain inflasi berdasarkan komponen umum secara kumulatif relatif rendah, upah harian nominal buruh tani dan bangunan yang meningkat serta stabilnya harga beras. Secara keseluruhan garis kemiskinan meningkat dari Rp 259.520 per kapita per bulan pada September 2012 menjadi Rp 271.626 per kapita per bulan pada Maret 2013. Selama periode September 2012-Maret 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang (dari 10,51 juta pada September 2012 menjadi 10,33 juta pada Maret 2013). 

Sedangkan di daerah pedesaan berkurang 0,35 juta (dari 18,09 juta pada September 2012 menjadi 17,74 juta pada Maret 2013). Berturut-turut, pada 2009, BPS mencatat jumlah penduduk miskin 32,53 juta atau 14,15 persen, kemudian pada 2010 31,02 juta atau 13,33 persen, Maret 2011 30,02 juta atau 12,49 persen, September 2011 29,89 juta atau 12,36 persen dan Maret 2012 29,13 juta atau 11,96 persen. 

Dengan tingginya inflasi beberapa bulan belakangan, Arif memperkirakan tingkat kemiskinan akan berada di atas 12 persen. Terkait target pemerintah yakni 10,5 persen, Arif menilai itu adalah batas atas di mana batas bawahnya adalah 8,0 persen.



Dampak Kemiskinan

1. Indikator-indikator kemiskinan

Untuk bisa menjawab dari permasalahan kemiskinan, penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Indikator-indikator kemiskinan menurut Badan Pusat Statistika adalah sebagai berikut :
  • Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandan, pangan dan papan).
  • Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi). 
  • Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak ada investasi untuk pendidikan dan keluarga). 
  • Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa. 
  • Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam. 
  • Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat. 
  • Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan. 
  • Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental. 
  • Ketidakmampuan dan ketidak tergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

2. Penyebab kemiskinan.

Persoalan kemiskinan di Negara berkembang merupakan fenomen global. Karenanya diperlukan peran dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta ataupun pekerja sosial untuk menangani masalah kemiskinan. Terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan strategis (strategic planning) tentang suatu kebijakan pemerintah.

Perlu dibahas tentang macam-macam dan penyebab munculnya kemiskinan yang secara tidak langsung menjadi standar global. Pertama, kemiskinan kebudayaan; biasanya disebabkan adanya kesalahan pada subjeknya. Misalnya malas, tidak percaya diri, gengsi, tak memiliki jiwa wirausaha yang kompatibel, tidak mempunyai kemampuan dan keahlian, dan sebagainya. Kedua kemiskinan struktural; ini biasanya terjadi disebabkan faktor eksternal yang melatarbelakangi kemiskinan itu sendiri. Faktor eksternal itu disebabkan kinerja dari pemerintah di antaranya: pemerintah yang tidak adil, korupsi, paternalisitik, birokrasi yang berbelit, dan sebagainya.
Masalah kemiskinan di Indonesia erat sekali hubungannya dengan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM), hal ini dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia yang meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana ditunjukan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia di tahun 2002 yang masih menempati peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara Negara-negara ASEAN.

Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk miskin di pedesaan relativ lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (survei sosial ekonomi nasional) pada tahun 2004 menunjukan bahwa sekitar 69,0 persen penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sector pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Measurement,GEM).
 
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.

Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.

Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:

a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .

b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.

c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.

Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.

Sudah jelaskan Indonesia sedang dilanda Masalah Sosial yang cukup serius, yaitu adalah KEMISKINAN... Lantas mengapa Presiden Kita, Bapak Susilo Bambang Yudhiyono mengemukakan sesuatu yang kontradiksi terhadap fakta diatas...???

Presiden Republik Indonesia

SBY Klaim Angka Kemiskinan Turun

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia berhasil menurunkan angka kemiskinan pada tahun ini. Ekonomi Indonesia, kata dia, menunjukkan tren positif, terbukti dengan adanya pertumbuhan ekonomi di tengah krisis global, berkurangnya angka kemiskinan dan berkurangnya pengangguran.

Dalam pidato kenegaraan jelang hari kemerdekaan di gedung DPR, SBY mengatakan kemiskinan turun dari 16,6 persen pada 2004 menjadi 11,37 persen pada Maret 2013. "Sementara itu, pengangguran terbuka turun dari 9,86 persen pada 2004 menjadi 5,92 persen pada Februari 2103. "Tapi masih banyak hal yang harus kita perbaiki, penurunan angka kemiskinan dan pengangguran tersebut merupakan bukti pembangunan nasional yang telah kita lakukan bersama," katanya di gedung DPR, Jumat, 16 Agustus 2013.

SBY mengatakan, pemerintah terus berkomitmen menurunkan angka kemiskinan. Beberapa program diandalkan untuk menekan angka kemiskinan, di antaranya bantuan beras miskin, bantuan operasional sekolah, dan jaminan siswa miskin. Program lain adalah program kredit usaha rakyat yang dijalankan sejak 2007. "Ini dapat memperluas permodalan untuk usaha mikro dan kecil," katanya.

Di masa mendatang, pemerintah menegaskan pentingnya untuk mengintensifkan program pro rakyat kecil. Selain itu, pengalaman mengatasi krisis pada 2008 dan 2009 juga harus dimanfaatkan untuk terus menumbuhkan ekonomi dan membantu Indonesia mengatasi menekan angka kemiskinan dan menekan pengangguran.

Berdasarkan masalah yang telah dibahas di atas, untuk keluar dari masalah kemiskinan tersebut kita seharusnya paham tentang apa yang dimaksud kemiskinan dan faktor-faktor penting penyebab masalah kemiskinan tersebut. Dan pengentasan kemiskinan tidak bisa kita serahkan kepada pemerintah saja, tetapi juga harus dibantu oleh sektor lain dan harus dimulai dari diri kita sendiri. Pemerintah pun harus mempunyai program pengentasan kemiskinan yang lebih baik dari yang sudah ada dan diharapkan pemerintah baik di kota atau daerah bisa menjalankan dengan sejujur mungkin tanpa adanya korupsi yang saat ini merajalela. Bila itu bisa terlaksana dengan baik maka dipastikan keadaan ekonomi di Indonesia bisa lebih baik dari sekarang dan penyakit sosial ekonomi ini dipastikan akan berkurang.

Potret Kemiskinan di Indonesia

Pemukiman kumuh, identik dengan lingkungan kotor

Potret masyarakat miskin antri untuk mendapatkan sembako


Saudara setanah air kita, menjerit karena kemiskinan...

Bahkan nyawa melayang sia-sia hanya karna kebutuhan ekonomi

Potret Dokumenter :


Tidak kah PEMERINTAH sadar akan masalah sosial ini... Kemiskinan sudah meraja rela di negeri kita tercinta ini. Indonesia.... Rakyat sudah cukup menelan pil pahit dari janji-janji manis para pemimpin kita yang acuh tak acuh akan masalah kemiskinan. Hanya memikirkan dirinya sendiri, sungguh miris bila hal itu terus terjadi di negri kita. Semoga saja pemaparan artikel diatas membuat hati kita tersentuh, sadar akan kesulitan saudara kita yang dilanda kemiskinan, mereka rela berjuang mati-matian hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Sungguh hal ini meneteskan air mata, saudara ku... apakah kamu hanya akan mementinkan dirimu sendiri, tidakkah engkau punya rasa kemanusian... tidak kah engkau punya rasa sosial... kita adalah satu darah, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indoneisa. marilah kita berdoa dan berbenah mengatasi masalah ini. Semoga saja Masalah Sosial: Kemiskinan di Indonesia cepat teratasi. Amin

Bagaimana menurut Anda.....

Apakah pemerintah harus berperan aktiv dan mengupayakan sesuatu untuk mengatasi Masalah Kemiskinan di Indoneisa?
ataukah
Kita juga harus berperan penting dalam menyudahi masalah ini?



Apa pendapat Anda?
Apa tanggapan Anda akan masalah Sosial ini?
Upaya apa yang bisa Anda lakukan dalam mengatasi masalah tersebut?


Jawaban Anda Penting untuk kemajuan Bangsa ini...!!!


Referensi Situs :
Tag »